Dengan penuh cinta, kehidupan di dalam dan di luar LAPAS dihadapi dengan asyik. Seperti yang disampaikan oleh Gus Irwan Masduqi, "Cinta kemanusiaan itu dasarnya aynu rohmah, di mana seseorang melihat apapun dengan kacamata kasih sayang. Bahkan melihat pendosa juga dengan kasih". Dan, masih menurut Gus Irwan, "... untuk meredam teologi kebencian, kita butuh teulujia naz'ah ansanah, yakni teologi yang berorientasi pada humanisme cinta kemanusiaan".
Ya, saya sepakat, bahwa segalanya memang tentang dan untuk kemanusiaan. Saya bangga menjadi bagian kecil dari Komunitas Rumah Tanpa Jendela yang digawangi oleh seniman cum pekerja sosial budayaRahman Seblat dan kawan-kawan lainnya yang terus berjuang sampai detik ini.
Tabik.
No comments:
Post a Comment